Kamis, 09 Agustus 2012

Hafalan Shalat Delisa




HAFALAN Shalat Delisa adalah film yang diangkat dari novel fiksi dengan judul sama karya Tere Liye. Berkisah tentang Delisa, gadis cilik yang tinggal di Desa Lhok-Nga, pesisir Pantai Aceh. Delisa adalah anak bungsu keluarga Abi Usman. Ayah Delisa bertugas di sebuah kapal tanker perusahaan minyak internasional. Gadis periang ini sangat dekat dengan sang ibu yang dipanggil Ummi, termasuk ketiga kakaknya yaitu Fatimah serta si kembar Aisyah dan Zahra.

Hidup Delisa yang semula terasa indah, seketika berbalik 180 derajat pada 26 Desember 2004. Saat itu Delisa dengan diantar oleh Ummi tengah bersiap untuk menjalankan ujian praktik salat. Tiba-tiba terjadi musibah gempa yang tak lama berselang disusul datangnya tsunami. Tak pelak, tsunami menghantam sekaligus menggulung Desa Lhok-Nga, termasuk tubuh kecil Delisa.

Allah Maha Besar, Delisa yang telah berhari-hari pingsan di sebuah bukit cadas diselamatkan oleh Prajurit Smith. Namun luka parah yang diderita Delisa membuat kaki kanan gadis cilik itu harus diamputasi. Musibah yang dialami Delisa membuat iba orang banyak. Semula Prajurit Smith sempat berniat mengadopsi Delisa. Beruntung Abi Usman berhasil menemukan Delisa. Dalam kebahagiaan bertemu sang ayah, Delisa pun dilanda kesedihan karena ketiga kakaknya telah menghadap Ilahi, sementara Ummi belum diketahui keberadaannya.

Dalam kondisi berbeda, kaki kanan diamputasi, Delisa tetap semangat menjalani hidup. Gadis cilik itu merasa beruntung karena kaki kirinya masih bisa digunakan. Ketegaran Delisa bak malaikat kecil bagi Abi Usman dan orang-orang di sekitarnya. Film Hafalan Shalat Delisa ingin menunjukkan bagaimana kesedihan dapat berubah menjadi kekuatan untuk tetap bertahan, agar umat manusia selalu ikhlas menjalani hidup yang sudah digariskan oleh Maha Kuasa.

Pengambilan gambar film Hafalan Shalat Delisa berlangsung di Pantai Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat, demi menjaga perasaan warga Nanggroe Aceh Darussalam. Kebetulan, Pantai Ujung Genteng memiliki kemiripan dengan pantai-pantai di Aceh. Saksikan film yang menyentuh sekaligus mampu membuat pemirsa menitikkan airmata, hanya di saluran Satu untuk Semua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar