Kamis, 06 Oktober 2011

Legenda Sangkuriang

Legenda Sangkuriang

Legenda bandung di mulai dari sini..
(Menurut cerita rakyat Sunda)

Berasal dari hasrat, keinginan, cinta, dan kemarahan Sangkuriang, Meletusnya Gunung Tangkuban Perahu, hingga sekarang menjadi sebuah kota…

Ini adalah cerita pendeknya…

Ada sebuah kerajaan di Tanah Priangan. Hiduplah sebuah keluarga bahagia, sang ayah dalam wujud anjing (bernama Tumang), seorang ibu(bernama Dayang Sumbi), dan seorang anak bernama Sangkuriang. Tumang adalah jelmaan dewa yang memiliki kekuatan sihir.
Suatu hari Dayang Sumbi meminta anaknya untuk pergi berburu di hutan terdekat dan mencari hati rusa. Maka Sangkuriang pergi berburu dengan anjing ke sayangannya, Tumang, untuk menyenangkan hati ibunya. Setelah berburu seharian penuh tanpa hasil apapun. Sangkuriang mulai putus asa dan khawatir. Tanpa piker panjang, sangkuriang mengambil panahnya dan memanah anjingnya. Kemudian dia mengambil hati atau daging anjingnya dan di bawa pulang.
Dia memberikan hati atau daging anjingnya tersebut kepada ibunya. Tidak lama kemudian Dayang Sumbi mengetahui bahwa sangkuriang berbohong padanya. Dia mengetahui bahwa Sangkuriang telah membunuh Tumang. Maka, dia menjadi sangat marah dan memukul kepala Sangkuriang. Dia pun terluka dan memiliki tanda. Sangkuriang di buang jauh dari rumah mereka.
Tahun-tahun berlalu, Sangkuriang telah berkelana ke banyak tempat dan pada suatu hari, dia sampai di sebuah desa yang dulu adalah rumahnya. Dia bertemu dengan wanita cantik yang sebenarnya adalah ibunya dan jatuh cinta padanya.
Cinta mereka tumbuh dan pada suatu hari, saat mereka membicarakan rencana perkawinan mereka, Dayang Sumbi tiba-tiba menyadari bahwa ciri-ciri kepala Sangkuriang sama dengan ciri anak satu-satunya yang telah menghilang dua puluh tahun lalu. Bagaimana mungkin dia menikahi anaknya sendiri? Tapi dia tidak mau mengecewakan dengan membatalkan perkawinan tersebut. Jadi, meskipun dia setuju untuk menikahi Sangkuriang, ada syarat yang harus di penuhi yaitu membuatkan sebuah danau dan perahu agar mereka dapat berlayar saat matahari terbit pada hari pernikahan mereka.
Sangkuriang menerima syarat tersebut dan membuat danau dengan membendung sungai Citarum. Dengan waktu yang semakin singkat dan perahu yang semakin selesai, Dayang Sumbi menyadari bahwa Sangkuriang akan memenuhi syarat yang dia minta. Dengan kekuatan yang supernaturalnya, dia mengurangi horizon bagian timur dengan sinar. Tertipu oleh hal itu, ayam jantan berkokok dan petani bersiap untuk sebuah hari yang baru.
Dengan pekerjaan yang belum selesai, Sangkuriang menyadari bahwa haeapannya telah sirna. Dengan marahnya dia menendang kapal yang telah dibuat sendiri. Perahu tersebut jatuh dan terbalik, dengan demikian menjadi gunung TANGKUBAN PARAHU (dalam bahasa Sunda) yang tertampung dalam danau mengering dan menjadi sebuah daratan yang luas sehingga sekarang menjadi sebuah kota yang di sebut BANDUNG (dari kata BENDUNG yang artinya Dam/bendunagn/waduk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar